Penulis Jangan Asal Menulis

                                      Penulis Jangan Asal Menulis


Jika Anda ingin memulai untuk menulis, dan bercita-cita sebagai penulis hebat, atau Anda mempunyai alasan kuat tersendiri untuk memulai menulis? Ada beberapa yang harus Anda perhatikan, jangan asal menulis. Ada yang harus Anda ketahui terlebih dahulu, terutama dalam tekhnik dasar. Jika tidak, Anda akan berputar-putar di tempat saja, tidak akan maju, tidak akan menjadi penulis hebat.
Dalam artikelnya "Penulis-Penulis Kreatif", Mary Lewis Hansen menjabarkan bagaimana apa itu penulis dan bagaimana menjadi penulis yang baik. Penulis baik itu: Satu, mencintai bahasa. Dua, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (kritis). Tiga, punya disiplin pribadi yang tinggi. Empat,  mampu berfokus, dan suka membaca. Setiap penulis hebat adalah mereka pembaca yang hebat juga. Apakah dari tiga ini ada diri Anda?
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mulai menulis:

1.  Anda mulai menulis jika benar-benar menguasai masalah yang akan ditulis. Jika tidak, Anda akan tersendak-sendak, alhasil pesan yang ada dalam tulisan yang Anda tulis tidak akan sampai pada pembaca.

2.  Mengumpulkan ide-ide yang berserakan, meringkas ungkapan-ungkapan yang panjang, menyusun poin-poin penting dengan rapi dan cermat, dan kemudian menjelaskannya dengan terang. Inilah tujuan menulis sebenarnya.

3.
Menghayati apa yang ditulis, tidak terlalu singkat sehingga membingungkan dan tidak terlalu bertele-tele sehingga membosankan.

4.
Menggunakan ungkapan yang baik, kata-kata yang mudah dicerna, dan menjauhi kata-kata asing yang kurang dikenal pembaca.

5.
Mengevaluasi apa yang telah ditulis, memeriksakannya kepada orang yang lebih tahu, mendiskusikannya, dan menguji analisis-analisisnya. Setelah itu (lebih baik) baru menuliskannya lagi dari awal.

6.
Mencari masalah-masalah yang belum banyak dibahas dan juga dibutuhkan banyak orang.

7.
Hanya menulis masalah-masalah yang Anda ketahui benar-benar. Artinya, jangan sampai merambah masalah-masalah yang tidak dikuasai. Karena, hal itu akan sangat memalukan jika Anda tidak tahu apa yang Anda tulis.

8.
Membuang segala macam kebohongan, kepalsuan, kata-kata kotor, cacian, dan kata-kata yang menyakiti orang lain dari tulisan Anda. Karena ini akan menurunkan empati pembaca Anda nantinya.

9.
Tidak mudah terpesona dengan apa yang dituli, atau ujub dengan hasil karya Anda sendiri. Sebab, itu adalah cobaan.

10.
Membuat blog dan memposting tulisan-tulisan karya Anda di sana merupakan aktivitas wajib bagi setiap penulis. Blog bisa jadi wadah Anda untuk berlatih, berkreasi, dan membangun jaringan. Bergabung dengan komunitas-komunitas pun menjadi langkah yang sangat penting.


Terkadang pula berbagai tuntutan, standar kualitas, dan perbandingan, membuat Anda takut untuk menulis lepas. Jadi, lepaskan diri Anda dari standar itu, lupakan penulis lain yang membuat Anda iri, dan menulislah sesuka Anda. “Buat diri Anda sendiri”. Tindakan ini dilakukan supaya Anda tetap suka menulis, dan tetap melihat kegiatan menulis sebagai sesuatu yang menyenangkan.

Perlu diingat juga, menjadi penulis itu butuh pembaca, dan meraih jumlah pembaca yang besar tidaklah mudah. Itu semua harus ditempuh dengan cara merintis jaringan. Dan di era sosmed seperti sekarang ini, Anda sangat diuntungkan dengan adanya blog, twitter, facebook, dll. Maka, rangkullah sosmed itu. Jangan jauhi mereka.


           
Tips membukukan naskah

Tak sedikit pula, para blogger ingin menerbitkan tulisannya menjadi buku. Selain menjadi kebanggaan, tentunya memberikan keuntungan tersendiri saat tulisannya diminta oleh banyak penerbit.
Nunik Utami yang dikenal sebagai penulis dari 50 buku fiksi dan nonfiksi, editor, dan writing trainer tetapi juga blogger yang aktif sejak tahun 2005. Berikut ini 6 tips menulis agar dilirik penerbit ala Nunik Utami, yaitu:

1. Lomba, Lomba, Lomba
Secara pengalamannya, Nunik sudah membuktikan bahwa mengikuti lomba menulis sangat ampuh untuk branding (mengangkat nama kita ke penerbit). Jika sering mengikuti lomba menulis (walau tidak menang), setidaknya panitia yang biasanya adalah orang media atau penerbit, dapat menilai karya Anda dan “mencatat” nama Anda di dunia penulisan. Jika dalam lomba menulis itu Anda menang, orang-orang media dan penerbit pastinya tak akan segan untuk memesan naskah tulisan kepada Anda.

2. Jadi Teman
Dunia digital memudahkan Anda untuk dapat berteman dengan siapa saja, termasuk dengan komunitas penulis, media, penerbit, penulis dan editor. Berawal dari pertemanan inilah, timbul kesempatan untuk menerbitkan naskah. Namun perlu diingat, jangan pernah memaksa mereka untuk menerbitkan naskah Anda, agar tetap terjalin hubungan baik antara Anda dengan mereka.

3. It’s Time for Jaim
Sejak adanya sosial media, baiknya memanfaatkannya sebagai branding pribadi untuk mengenal lebih banyak orang dan berusaha untuk dikenal juga. Jaim (jaga image) sangat diperlukan juga di dunia sosial media, karena dalam arti luas jaim disebut juga menjaga status, menjaga reputasi, menjaga kelakuan, atau menjaga penampilan.
Bangun sebaik mungkin image positif yang Anda miliki dan hindari (kalau bisa jangan pernah) posting hal-hal yang bersifat negatif. Contohnya dengan selalu menghargai karya orang lain, sudah menunjukan kesan positif kepada penerbit yang akan mengajak kerjasama. Bayangkan jika penerbit akan melihat sosial media dari calon penulis yang selalu negatif, pastinya tidak akan pernah diajak kerjasama dengan penerbit.

4. Wajib Kepo
Saat ini, internet memudahkan Anda untuk mendapatkan segala informasi. Sebagai calon penulis, baiknya mulai aktif mencari-cari info dari penerbit. Bisa dengan aktif menyimak timeline (status) penerbit karena mereka rutin berbagi informasi seputar dunia menulis. Mulai dari info lomba menulis, tips menulis, dan bahkan mencari naskah dengan tipe tertentu.

5. Ayo, serbuuu!
Menjadi penulis, satu-satunya jalan adalah mulai menulis. Rajin membuat naskah lalu mengirimkannya ke penerbit yang sudah diketahui ciri khas masing-masing. Setelah itu, tunggu dengan sabar informasi dari penerbit. Sambil menunggu, upayakan untuk terus menulis dengan tema yang berbeda dan mengirimkannya lagi ke penerbit yang lain.

6. Awas, diserbu balik!
Seberapa sering Anda mengikuti lomba menulis? Seberapa sering mengirimkan naskah ke penerbit? Yakin nama Anda sudah ‘tersangkut’ di hati para editor dan penerbit? Jika jawabannya sering dan yakin, bersiap-siaplah untuk diserbu balik. Secara pengalaman Nunik, banyak penerbit yang ‘memesan’ naskah darinya dan penawaran tersebut datang berbarengan dan bertubi-tubi.

Kesimpulannya, jika tulisan Anda ingin dilirik penerbit adalah mencari tahu lebih banyak informasi tentang penerbit. Padahal, banyak penerbit yang berlomba-lomba mencari penulis berkualitas. Dan pada intinya, rajin menulis, selesaikan naskah, lalu kirim ke penerbit!


Penerbit Rasibook solusinya

Baru-baru ini, adalah penerbit Rasibook yang menawarkan paket penerbitan terjangkau, atau bahkan bisa gratis. Rasibook juga akan menerima semua naskah Anda dengan ketentuan naskah: tidak mengandung penghinaan; SARA; dan hal-hal lain yang tidak melanggar norma-norma dan syarat-syarat, apalagi naskah Anda bermanfaat bagi khalayak. Maka naskah Anda layak terbitkan dengan cepat, dengan biaya murah hingga GRATIS.

Rasibook merupakan penerbit buku yang menerima kiriman naskah Anda untuk dibukukan. Rasibook menyadari bahwa untuk menerbitkan di penerbit mayor tidaklah mudah. Penyebabnya bukan hanya kualitas naskah, namun penerbit punya penilaian sendiri dalam menyeleksi naskah. Banyak para penulis yang tidak mampu atau belum mampu menerbitkan karyanya karena selalu ditolak penerbit. Di satu sisi, proses penerbitan pun butuh waktu yang cukup lama. Jangankan untuk menunggu royalti, untuk menunggu giliran terbit pun (jika naskah diterima) cukup lama.

Untuk itu, penerbit Rasibook hadir sebagai penerbit yang tidak menolak naskah (Self Publishing atau bisa disebut juga penerbit indie).  Setiap naskah yang dikirimkan penulis akan tampil di website www.rasibook.com dan juga akan dipromosikan melalui fanpage Rasibook, juga melalui twitter di @rasibook.

Selain itu, penerbit Rasibook juga akan menjual karya Anda melalui beberapa media aplikasi buku digital seperti Scoop, Indobooks, Mahoni, Scanie, dll, yang juga menjual buku digitalnya di Appstore, Windowstore, Google Play, dll. Sehingga kemungkinan buku Anda laku semakin tinggi.

Setiap buku yang terjual, penulis akan mendapatkan royalti sebesar 15% dari harga buku. Tentu ini lebih tinggi dibandingkan penerbit pada umumnya yang memberikan royalti hanya sekitar 10%. Ini salah satu keunggulan penerbitan Rasibook. 


Jika Anda ingin lebih kenal dengan penerbit Rasibook yang banyak keunggulannya ini, Anda bisa klik http://www.rasibook.com/p/tentang-kami.html di sana Anda bisa mengenal lebih dalam mengenai Rasibook, ataukah sekarang Anda berminat menerbitkan naskah di penerbit Rasibook? Cobalah.
Comments
4 Comments

4 komentar

Nice share gan...

http://www.daengfaiz.com/2014/10/menulis-tidak-membuat-pintar-kenapa.html

Reply

modal dasar menjadi penulis hebat itu, adalah banyak memiliki ilmu ya...

Reply

Pada dasarnya ya itu, ka ^_^
Tapi lebih penting lagi mencoba untuk menulis secara teratur. Nanti saya akan pos tentang itu, ka.

Reply

Posting Komentar